(kisah penguat keimanan dan amal)
Sejak lama, ada sebuah kota yang di pimpin oleh seorang raja, namun penduduk kota tersebut memilihnya sebagai raja hanya untuk satu tahun saja. Setelah itu, sang raja di kirim ke sebuah pulau yang terpencil untuk menghabiskan sisa umurnya, kemudia mereka memiih raja mereka yang baru. Demikianlah, pada suatu ketika salah seorang raja di kota tersebut di beri waktu yang khusus di akhir pemerintahannya. Dia di beri pakaian-pakaian yang mahal, dan di naikan gajah yang besar, kemudian mulai di arak mengelilingi seluruh penjuru kota. Inilah saat-saat tersulit dari masa pemerintahannya, setelah itu ia di naikan sebuah prahu, yang akan membawanya ke sebuah pulau yang terpencil untuk menghabiskan sisa umurnya.
Di tengah jalan, ketika prahu tersebut kembali, mereka melihat seorang pemuda yang berada di tengah gelombang papan kayu dan meminta pertolongan mereka. Mereka akan menolongnya dengan syarat, ia mau menjadi raja bagi mereka. Ia akan menjadi raja dengan syarat setelah satu tahun dia akan di asingkan di pulau terpencil. Hampir saja ia tidak mau, namun pertimbangan yang matang, akhirnya ia menerimanya, walaupun agak dengan terpaksa.
Tiga hari setelah pelantikan pemuda tersebut menjadi raja, ia bertanya keada menteri-menterinya “Apakah saya boleh melihat pulaau di mana para raja terdahulu bi buang di tempat tersebut?”
Mereka akhirnya menyetujuinya, dan mengantarkannya menuju ke pulau tersebut. Ia melihat pulau tersebut di penuhi degan hutan yang lebat dan di huni oleh binatang-binatang buas. Pada saat itulah, ia terkejut tatkala melihat jasad para raja terdahulu dan tulang mereka berceceran di atas tanah. Ia kemudian menyadari bahwa hidup di pulau itu sangatlah mustahil dan tinggal dalam waktu yanglama di pulau ini, cepat atau lambat pasti akan mengalami kematian.
Pada saat inilah raja muda tersebut mengambil keputusan sendiri tanpa memperhatikan dan meminta pertimbangan siapapun. Dengan segera ia melepas semua tawanan pemerintah dan mengambil keputusan untuk berbuat adil kepada rakyatnya dan membantu orang yangtertindas serta mengadili orang-orang yang berbuat dzalim hingga di cintai oleh semua penduduk kota.
Ketika mendekati akhir masa kepemerintahannya, rakyatnya merasa takut dan khawatir, padahal ia merasa bahagia dan bangga. Rakyatnya heran terhadap sikapnya yang sangat bahagia padahal ia tahu, waktu yang tersisa untuk menjadi raja tinggal sebentar. Berbeda dengan para raja terdahulu yang merasakan kesedihan ketika waktu memerintahnya menjelang berakhir. Raja muda ini justru merasa sangat bahagia engan semakin dekatnya waktu pemerintahannya habis.
Ketika waktu yang di tentukan hampir tiba, para menteri memberitahukan bahwa masa pemerintahannya akan berakhir besok. Mereka akan mengantarkannya menuju pulau terpencil sesuai peraturan kerajaan mereka.
Tidak sebagaimana kebiasaan raja-raja terdahulu, raja muda tersebut justru menangggapi kabar tersebut dengan penuh kegembiraan dan sebaliknya rakyatnya menanggapi kabar ini dengan penuh kesedihan, bayak di antara mereka yang menangis karena akan di tinggal pergi oleh raja mereka yang adil. Sebaliknya, raja ersebut justru tertawa dan penuh kegembiraan hingga para menteri dan orang-orang menjadi heran.
Ketika di tanya tentang sebab kegembiraannya, ia menjawab, “kamu akan mengetahui ketika nanti pergi bersamaku ke pulau terpencil itu”
Ketika robongan sampai ke pulau tersebut, mereka tidak menemukan sama sekali suasana yang menakutkan. Namun, mereka justru mendapati sebuah kebun yangsubur dengan jalan-jalan yang indah dan sungai yang berada di sekitarnya, serta tempat istirahat yang rimbun dan sawah-sawah yang penuh buah.
Mereka bertanya dengan penuh keheranan, “di manakah pulau yang terpencil tersebut”?
Raja muda tersebut menjawab, “ketika saya menyadari tidak ada waktu untuk datang ke tempat ini, aku memutuskan untuk membangunnya seperti saat ini. Ketika aku memerintah dan berada dalam keadaan enak, tidak menjadikanku lupa untuk memikirkan bahwa suatu saat aku akan menempati pulau ini. Aku memerintahkan pekerja-pekerja yang kuat untuk pergi ke tempat ini dan mengatur sedemikian rupa. Mereka membuat jalan-jalan dan menyingkirkan hewan-hewan buas yang membahayakan para pengunjung. Kemudian aku juga membuat lahan-lahan dan juga mendatangkan hewan-hewan jinak yang bisa berkembang biak. Selain itu, aku memeritahkan untuk membangun rumah-rumah dan membuat ajungan perahu. Aku membangun pulau ini sedemikian rupa sehingga terlihat indah seperti ini.”
“ketika para raja terdahulu sibuk untuk menyenangkan diri mereka di saat memerintah, aku sibuk berfikir dan merencanakan untuk masa depan dengan memperbaiki pulau dan membangunnya sehingga menjadi surga kecil yang mungkin aku tempati dengan tenang di akhir sisa hidupku.”
PELAJARAN yang bisa di ambil dari kisah ini adalah bahwa kehidupandi dunia tidak lain hanyalah ladang untuk kehidupan akhirat. Maka, jangan sampai kita mengumbar hawa nafsu dan melupakan kehidupan akhirat, meskipun kita seorang raja. Hendaklah kia selalu ingat sabda Rosulullah Saw:
“tidaklah kedua kaki seorang hamba bergeser pada hari kiamat hingga ia di tanya empat hal: tentang umurnya untuk apa di habiskan, tentang ilmunya di gunakan untuk apa, tentang hartanyadi mana ia dapatkan dan untuk apa di belanjakan, dan tentang badannya untuk apa di gunakan?” (Shahih Al-Jami’)
Ya Allah kami meminta pada-Mu kematan khusnul khotimah dan menjadi penghunii surga firdaus-Mu.
Pada sisi lain, CEO perusahaan APPLE, Steve Jobs, yang merupakan keturunan Arab mengatakan, “keabadianku adalah bahwa aku kansegera mati, inni yang selalu aku ingat. Inilah menejemen paling penting yang membantu mengambil keputusan yang terbesar dalam hidupku, karena segala sesuatu aku persiapkan dalam rangka menghadapi kematian. Selalu mengingat kematian dalam diri kita adalah cara yang terbaik untuk menembus keadaan yang berbeda dalam kungkungan prasangka bahwa anda akan mengalami kegagalan, kemudian anda tajut akan hal itu.”
Baca Juga Artikel Yang lain :